Perlukah Mengonsumsi Suplemen Makanan Setiap Hari?

Pada zaman modern ini, memang benar bahwa pilihan makanan jauh lebih banyak dan lebih bervariasi daripada sebelumnya. Di sisi lain, banyaknya makanan olahan dan gaya hidup berserta kesibukan masyarakat kini telah menyebabkan sebagian besar manusia melakukan pola makan yang tidak sehat. 

Situasi jangka panjang ini yang dikhawatirkan dapat memicu munculnya berbagai penyakit degeneratif dampak dari makanan yang sangat kaya dengan kalori berserta lemak trans dan lemak jenuh tetapi rendahnya protein, karbohidrate kompleks, vitamin dan mineral. 

Banyak orang makan hanya sekedar untuk mengisi perut kosong agar merasa kenyang, tanpa memperhatikan kandungan nutrisi dari makanan yang telah dimakan apakah cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian yang diperlukan oleh tubuh untuk pertumbuhan, pemeliharaan dan perbaikan jaringan dalam tubuh.

Setiap hari tubuh akan membutuhkan energi untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari. Energi ini dapat diperoleh dari mengonsumsi makanan yang mengandung makronutrisi (Karbohidrat , Protein, dan Lemak) dan ditunjang dengan mikronutrisi yang secukupnya untuk membantu kerja biokimia organ dalam tubuh, serta kebutuhan air yang berperan sangat penting dalam menyeimbangkan cairan dalam tubuh.

Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi setiap hari, tampaknya cukup mudah diperoleh dari makanan alami sehari-hari tetapi ternyata ada banyak yang tidak mampu memenuhinya karena beberapa hal di antaranya 

  1. Terlalu sibuk dalam bekerja dan tidak cukup waktu untuk mempersiapkan makanan sesuai dengan nutrisi yang dibutuhkan.
  2. Berkurangnya nafsu makan dikarenakan kondisi badan yang kurang sehat.
  3. Tidak suka dan tidak terbiasa makan beraneka ragam makanan (tidak suka makan sayur, buah dan daging).
  4. Sedang menjalani diet penurunan berat badan.
  5. Dalam kondisi hamil dan menyusui, di mana terdapat perbedaan jumlah kebutuhan nutrisi harian.
  6. Dalam kondisi sakit atau mengikuti terapi seperti kemoterapi atau radioterapi
  7. Olahragawan dan pekerja berat yang melakukan aktivitas fisik yang berlebihan.
  8. Sudah berusia lanjut di mana ada keterbatasan dalam beraktivitas sehingga sulit untuk menyiapkan dan mengunyah makanan yang bernutrisi.
  9. Keterbatasan berbagai macam sumber makanan di lingkungan tempat tinggal (tidak semua beruntung dapat hidup di daerah yang mudah untuk mendapatkan keberagaman sumber makanan bernutrisi)
  10. Kondisi lingkungan yang membuat Anda lebih sering makan di luar rumah, sehingga secara sadar maupun tidak sadar lebih banyak mengonsumsi makanan cepat saji (fast food dan junk food) yang tidak memiliki nutrisi yang sesuai.
  11. Kurangnya pengetahuan mengenai kandungan gizi atau nutrisi yang ada di dalam makanan.

Jika Anda sering mengalami salah satu kondisi di atas, suplemen makanan mungkin dapat menjadi solusi untuk dikombinasikan dengan makanan harian yang berperan membantu Anda mengatasi dan mencegah dampak dari kurangnya nutrisi harian.

Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), suplemen makanan adalah produk yang dimaksudkan untuk melengkapi kebutuhan zat gizi makanan, mengandung satu atau lebih bahan berupa vitamin, mineral, asam amino atau bahan lain (berasal dari tumbuhan atau bukan tumbuhan) yang mempunyai nilai gizi atau efek fisiologis dalam jumlah terkonsentrasi.

Jadi, suplemen makanan merupakan produk buatan pabrik yang dihasilkan untuk melengkapi kebutuhan nutrisi , yang dapat diperoleh dari bahan natural (ekstrak dari sumber makanan alami) , bahan semi-sintetik (ekstrak dari sumber makanan alami, kemudian diubah secara kimia) maupun yang sintetik (sepenuhnya dari bahan artifisial), dan dikemas dalam bentuk pil, kapsul, softgel, tablet, bubuk dan cairan.

Oleh karena itu, banyak yang berpendapat bahwa suatu suplemen makanan itu juga merupakan jenis obat karena dikemas dalam bentuk serta mirip seperti obat kimia yang biasa diminum untuk mengobati suatu penyakit. Namun, suplemen makanan ini sebenarnya merupakan makanan pelengkap karena berasal dari sumber makanan, hanya saja telah melalui serangkaian proses di pabrik. Akan tetapi, tidak semua suplemen berasal dari sumber makanan natural, ada juga yang berasal dari senyawa kimiawi yang dibuat sama dengan struktur kimiawi bahan alam (semisintetik dan sintetik). 

Pada dasarnya, suplemen makanan digunakan untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi harian yang sifatnya lebih untuk menjaga kesehatan dan mencegah terjadinya penyakit, dan bukan bersifat seperti obat kimiawi dari dokter yang sebagian besar digunakan untuk merawat dan menyembuhkan gejala dari suatu penyakit.

Untuk memenuhi nutrisi harian secara optimal, Anda dapat mencoba mengkombinasikan dengan mengonsumsi suplemen yang sesuai dengan kebutuhan.

Ada beberapa macam suplemen makanan yang beredar di pasaran. 

  1. Minyak Ikan (asam lemak omega 3)
  2. Kalsium dan vitamin D
  3. Multivitamin dan mineral
  4. Fiber (Serat)
  5. Herbal
  6. Probiotik
  7. Whey Protein
  8. Glucosamines
  9. CoEnzymes Q10
  10. Antioksidan
  11. Enzymes Pencernaan
  12. WholeFood

Pada masa sekarang ini, merupakan hal yang cukup membingungkan bagi kita dalam memilih dan membeli suatu suplemen yang tepat dan berkualitas yang sesuai kebutuhan karena di pasaran sudah terlalu banyak pilihan, sehingga menuntut kita harus mempunyai pengetahuan nutrisi dari suatu produk suplemen tersebut apakah bahan bakunya berkualitas tinggi atau hanya biasa saja.

Jadi hal yang paling penting sebelum membeli sebuah suplemen adalah membaca dan memahami label pada kemasannya. Sebuah suplemen dikatakan aman dan berkualitas apabila :

  1. Diproduksi dari makanan utuh – “whole food” – adalah makanan yang berasal dari bahan pangan alami yang masih mendekati bentuk atau kondisi aslinya, dan tidak mengalami pembuangan atau pengurangan dari bagian yang dapat dimakan itu. Maka suplemen dari whole food mempunyai penyerapan pada sistem pencernaan yang paling optimal.
  2. Diproduksi dari bahan makanan natural berkualitas (bukan sintetik) dan terbebas dari bahan rekayasa genetika dan biasa ditulis dengan simbol Non-GMO (Genetic Modified Organism).
  3. Berstandar “Pharmaceutical Grade”. Istilah ini biasa digunakan untuk menjelaskan tingkat kemurnian dari suatu produk suplemen, tidak mengandung pewarna, perasa, pengawet atau zat adiktif lain yang berbahaya dan tidak berguna bagi tubuh. Selain itu, pharmaceutical grade dapat juga menunjukkan bioavailibilitas (penyerapan yang mudah dan efektif dalam tubuh).
  4. Terdaftar dalam Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk wilayah Indonesia, untuk melindungi konsumen karena suplemen makanan dapat dijual secara bebas , tidak ketat seperti obat dan tidak perlu dibuktikan khasiatnya melalui uji klinis.
  5. Tersertifikasi GMP ( Good Manufacture Practices) dan simbol GMP dapat dilihat dilabel kemasan suplemen, untuk menjamin identitas, kejernihan, kualitas dan komposisi dari produk suplemen yang dihasilkan serta mencegah dari adanya kemungkinan penambahan sumber bahan yang salah dan mengurangi kemungkinan kontaminasi bahan berbahaya atau kemasan yang tidak layak.
  6. Melihat setiap komposisi produk yang seimbang dan baik.
  7. Mempunyai ahli medis yang bisa dihubungi untuk berkonsultasi kalau ada pertanyaan atau penjelasan mengenai produk.

Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum mengonsumsi suplemen :

1. Mengetahui bahan bakunya apa sesuai dengan golongan darah Anda. Jika ada bahan baku tidak sesuai dengan golongan darah sangat berdampak buruk pada tubuh karena lektin yang bertentangan dengan golongan darah dapat terkumpul dalam organ (hati, ginjal, otak, lambung, usus, jantung dll) atau sistem tubuh mulai menggumpal sel-sel di daerah tersebut yang menyebabkan gangguan pencernaan, metabolisme dan fungsi kekebalan tubuh.

2. Mengetahui secara benar fungsi dari suplemen makanan yang digunakan. Dan perlu mengetahui sumber bahan baku yang mendasari suplemen tersebut. Apakah bahan bakunya  aman dan tidak menimbulkan reaski alergi. Reaksi alergi dapat berbeda-beda untuk setiap individu. 

3. Sesuai dosis yang diresepkan dan disesuaikan dengan kondisi tubuh masing-masing individu.

4. Mengetahui tata cara minum, waktu minum, dan berapa lama suplemen tersebut dapat dikonsumsi.

Reference:

  1. Kourkouta, L.; Iliadis, C.; Frantzana, E.; Monios, A.; Dimitriadou, A.; Papapthanassiou, I. V. “Health and dietary supplements”. IJEAS 2016 Vol 3(9):18-20.
  2. Valavanidis, A. “Dietary supplements: beneficial to human health or just peace of mind? A critical review on the issue of benefit/risk of dietary supplements”. Greece 2016: departement of Chemistry University of Athens.
  3. National Institutes of Health. “Dietary supplements; what you need to know”.
  4. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. “Perawatan badan pengawas obat dan makanan nomor 17 tahun 2019 tentang persyaratan mutu suplemen kesehatan”.